Minggu, 05 Mei 2013

Qana'ah obat kemiskinan

Qana’ah Obat Kemiskinan
Qana’ah adalah sikap paling tepat untuk menunjukkan bahwa keterbatasan dalam harta benda bukanlah akhir segalanya. Sikap mulia ini adalah modal yang dapat mengubah kata miskin dari citranya yang hina, rendah dan tak bernilai, menjadi sebuah kemuliaan yang hakiki, bernilai manfaat dan menguntungkan.
Hal ini tentu saja hanya bisa dilihat dari kacamata iman, bukan dari cara pandang picik yang selalu mengapresiasi kesuksesan dengan dasar material semata. Perhatikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
“Sungguh bahagia orang yang berserah diri (masuk Islam) dan diberi rezeki dengan pas-pasan lalu Allah membuatnya bersikap qana’ah dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (Riwayat Muslim)
Para ulama menjelaskan, qana’ah adalah sikap merasa ridha dengan segala yang Allah karuniakan untuk kehidupannya walaupun sedikit, dan bersungguh-sungguh menekan hawa nafsu dan ambisi terhadap harta benda beserta segala kesenangan duniawi lainnya.
Sikap qana’ah begitu berarti bagi kehidupan manusia. Kesempitan rezeki yang dialami oleh sebagian orang tentu suatu hal yang tidak diharapkan oleh siapapun. Rata-rata semua orang menginginkan hidup dalam kecukupan, bahkan kaya raya. Kemiskinan secara otomatis menjadi sebuah kesengsaraan karena ia berlawanan dengan kehendak manusia pada umumnya.
Dalam kenyataan ini, sikap qana’ah dan ridha adalah tindakan efektif untuk mengobati perasaan ini. Jika tidak, keterbatasan harta yang disikapi dengan keliru, justru akan semakin menambah daftar kesengsaraan dalam hidup.
Sebagaimana harta adalah ujian, kekurangan harta juga ujian. Allah menguji manusia dengan kemiskinan dan kekurangan, sejauh mana ia bisa bersikap dewasa, bijak, patriot dan tetap mensyukuri hidupnya, apa adanya. Kemiskinan bisa menjadi ladang kebaikan bagi orang yang sabar, atau lubang kesengsaraan berikutnya bagi orang yang kufur.
Allah berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah : 155)
Namun tentu saja qana’ah bukan berarti bersikap pasrah. Qana’ah pun harus dimaknai dalam kerangka mensyukuri segala hasil yang diperoleh setelah upaya dan kerja keras yang maksimal telah dilakukan. Wallahu ‘alam bish-shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar