Qana’ah Obat Kemiskinan
Qana’ah adalah sikap paling tepat
untuk menunjukkan bahwa keterbatasan dalam harta benda bukanlah akhir
segalanya. Sikap mulia ini adalah modal yang dapat mengubah kata miskin
dari citranya yang hina, rendah dan tak bernilai, menjadi sebuah
kemuliaan yang hakiki, bernilai manfaat dan menguntungkan.
Hal ini tentu saja hanya bisa dilihat
dari kacamata iman, bukan dari cara pandang picik yang selalu
mengapresiasi kesuksesan dengan dasar material semata. Perhatikan sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
“Sungguh bahagia orang yang berserah
diri (masuk Islam) dan diberi rezeki dengan pas-pasan lalu Allah
membuatnya bersikap qana’ah dengan apa yang telah Allah berikan
kepadanya.” (Riwayat Muslim)
Para ulama menjelaskan, qana’ah
adalah sikap merasa ridha dengan segala yang Allah karuniakan untuk
kehidupannya walaupun sedikit, dan bersungguh-sungguh menekan hawa nafsu
dan ambisi terhadap harta benda beserta segala kesenangan duniawi
lainnya.
Sikap qana’ah begitu berarti bagi
kehidupan manusia. Kesempitan rezeki yang dialami oleh sebagian orang
tentu suatu hal yang tidak diharapkan oleh siapapun. Rata-rata semua
orang menginginkan hidup dalam kecukupan, bahkan kaya raya. Kemiskinan
secara otomatis menjadi sebuah kesengsaraan karena ia berlawanan dengan
kehendak manusia pada umumnya.
Dalam kenyataan ini, sikap qana’ah dan
ridha adalah tindakan efektif untuk mengobati perasaan ini. Jika tidak,
keterbatasan harta yang disikapi dengan keliru, justru akan semakin
menambah daftar kesengsaraan dalam hidup.
Sebagaimana harta adalah ujian,
kekurangan harta juga ujian. Allah menguji manusia dengan kemiskinan dan
kekurangan, sejauh mana ia bisa bersikap dewasa, bijak, patriot dan
tetap mensyukuri hidupnya, apa adanya. Kemiskinan bisa menjadi ladang
kebaikan bagi orang yang sabar, atau lubang kesengsaraan berikutnya bagi
orang yang kufur.
Allah berfirman, “Dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah : 155)
Namun tentu saja qana’ah bukan berarti bersikap pasrah. Qana’ah
pun harus dimaknai dalam kerangka mensyukuri segala hasil yang
diperoleh setelah upaya dan kerja keras yang maksimal telah dilakukan. Wallahu ‘alam bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar